Selain Darmogandhul, ada juga kitab lain yaitu Gatoloco. Isinya
sama-sama menafsirkan sendiri tentang ajaran Islam dengan maksud memutar balik.
Dibuatlah suatu cerita dimana ada 2 orang santri, seorang bernama Abdul Manaf,
seorang lagi bernama Ahmad arif, diiringkan dengan 6 orang kawannya. Mereka bertemu
seorang pemadat yang tidak pernah mandi. Pemadat itu bernama Gatoloco.
Gatoloco sendiri berarti kemaluan laki-laki (dzakar) yang sedang tegang
dan dipegang-pegang.
Di dalam buku itu terdapat perdebatan santri-santri dengan Gatoloco
yang jawabannyaya diberi ajaran untuk menghancurkan Islam dan dibuat sebegitu
rupa agar yang menang adalah Gatoloco.
Berikut isi kesimpulan dari kitab Gatoloco yang diterjemahkan oleh
Prof. Dr. H. Rasjidi yang ada di dalam bukunya “Islam dan Kebatinan (1967)”:
1. Semua barang, halal, asal diperoleh dengan baik.
Babi dan anjing jika didapat karena dibeli, halal; lebih halal, dari kambing
yang didapat dengan mencuri.
2.
Pedoman hidupku ialah bahrul kolbi, yaitu lautan diriku untuk minum madat. Rasulullahku
itu bukan yang ada di Arab. Ia sudah mati dan lagi Arabia sangat jauh. Maka orang
yang menyembah Rasulullah di Arabia itu tidak berfaedah. Dan saya menyembah
Rasul yang ada dalam badanku.
3.
Pertunjukkan wayang kulit itu adalah permisalan
dari dunia ini. Yang pokok ialah lampunya. Sebelum lampu menyala tak ada
gerakan wayang. Sesudah lampu padam tak ada apa-apa. Yang ada hanya sepi
(kosong). Yakni sebelum kita hidup di dunia ini, kita tidak ada. Begitu juga
setelah mati, tak akan ada apa-apa lagi.
4. Aku ini Tuhan, berada di sentrum wujud.
Rasulullah adalah hatiku. Agamaku adalah agama rasa.
5.
Pedoman hidupku adalah bahrul kolbi, yakni lautan hati, yang luas lagi dalam.
6.
Aku selalu sembahyang tidak terputus-putus. Sembahyangku
adalah nafasku ini. Nafas yang dari ubun-ubun, adalah sembahyangku terhadap
Tuhan. Nafas yang dari mulut adalah sembahyangku untuk Muhammad.
7.
Ada nafas yang keluar dari hidung; itu adalah
tali kehidupanku. Oleh karena itu nafasku berbunyi: Allah, Allah.
8.
Kiblatku, adalah dirikusendiri yang dinamakan
Baitullah. Artinya baitu itu, ialah baito. Dalam bahasa Jawa berarti perahu. Jadi
baitullah adalah perahu bikinan Allah. Ka’bah itu hanyalah buatan Nabi Ibrahim.
9.
Sebelum dunia ini ada, sebelum ada bintang dan
matahari, yang ada ialah Nur Muhammad, yaitu yang berada di bintang Johar yang
menjadi pusar (pusat) nabi Muhammad.
10.
Lanang (lelaki), artinya ialah kemaluan
laki-laki. Wadon (perempuan) artinya kemaluan wanita. Kalimah dua (kalimat
syahadat) artinya lelaki dan perempuan yang sedang bersetubuh. Allah artinya
ala, artinya : jelek karena kemaluan lelaki dan perempuan itu jelek rupanya. Kalimat
syahadat : asyhadu anla ilaha illallah,
wa asyhadu anna muhammadar Rasulullah, artinya : aku menyaksikan bahwa
hidupku dan cahaya Tuhan dan serta Rasa Nabi, adalah karena persetubuhan bapa
dan ibu. Karena itu saya juga ingin melakukan (bersetubuh) itu.
11.
Mekah, artinya berseubuh. Yakni perempuan
memegang kelamin lelaki, kemudian itu mekakah, berposisi untuk bersetubuh. (Di bahasa
Minang, mekakah itu disebut juga mengakah, mengangkang, atau mengangah ; Pen.)
Sumber :
Hamka. 1971. Perkembangan Kebatinan di
Indonesia, Bulan Bintang: Jakarta.
Sumber :
Hamka. 1971. Perkembangan Kebatinan di
Indonesia, Bulan Bintang: Jakarta.