19. Thaharah (bersuci); membersihkan hati. Asal hati sudah
bersih tidak perlu wudlu lagi. Orang Kebatinan adalah mu’min sejati. Kalau hati
tidak suci; percuma air disiramkan untuk wudlu.
20. Jinabat atau junub; durhaka kepada imam dan percaya
kepada ulama syari’at. Orang yang demikian sudah kotor (junub).
21. Dajjal; Segala orang yang hanya mengamalkan lahir syari’at,
dan kepalanya yang di atas ialah Abu Bakar. Abu Bakar itu matanya pecah
sebelah, sebab dia Dajjal. Artinya pecah sebelah, karena dia hanya berpegang
dengan syari’at lahir saja; tidak memntingkan kebatinan.
22. ya’juj-Ma’juj; segala orang yang masih berpegang kepada
lahir.
23. siapakah Muhammad? Adakah Muhammad itu? Itu ditanyakan
kepada orang yang dipandang telah mendalam bathiniyyah (ilmu kebatinan)
Muhammad itu ialah dirimu sendiri! Bentuk dirimu sendiri adalah bentuk
Muhammad; Kepala engkau adalah Mim. Badan engkau adalah Haa. Pusat engkau
adalah Mim; Kedua kaki engkau adalah Daal.
24. dan engkaupun adalah Ali. Mata engkau adalah Ain;
Hidungmu adalah Laam. Mulutmu adalah Yaa.
25. Tongkat Musa; bukan sebenarnya tongkat; melainkan
kekuatan batinnya.
26. Belalang; Kutu dan katak yang disebut ahli zahir mu’jizat
Musa. Sebenarnya hanyalah alasan-alasan Nabi Musa menghadapi musuhnya.
27. Gunung bertasbih sebagai mu’jizat Nabi Daud;
Manusia-manusia yang teguh keyakinannya laksana gunung.
28. Nabi Isa anak Maryam; Dia adalah berbapa; bapanya ialah
Yusuf Tukang Kayu.
29. Nabi Isa bercakap tatkala masih dalam ayunan. Artinya kejujurannya
telah terbayang pada wajahnya semasa dia kecil.
30. Isa menghidupkan orang mati; Artinya beliau menghidupkan
orang yang laksana mati lantaran bodohnya; lalu dihidupkannya dengan ilmu.
31. Nabi Isa menyembuhkan orang buta; Orang yang buta karena
tidak ada pengertian, setelah diberi pengajaran oleh Nabi Isamenjadi terbuka
matanya.
32. Nabi Isa menyembuhkan orang kena penyakit kusta; artinya
kusta kekafiran.
Begitulah beberapa contoh yang disalin dari beberapa kitab
yang menerangkan aqidah bathiniyyah itu. Bahkan bathiniyyah Qaramithah sangat
mencela syari’at Islam yang mengharamkan kawin dengan anak kandung sendiri atau
saudara kandung perempuan
Anak awak atau saudara awak sendiri, yang kita sendiri
mengasuh dan membesarkannya, mengapa setelah besar tidak kita sendiri yang
menyetubuhinya. Alangkah bodoh, (Ali Ahmad Baktir, Pujangga Arab, turunan
Hadramaut berdarah indonesia, terkenal di Mesir menulis sebutan buku bernama “Pemberontak Merah” menguraikan faham
bathiniyyah Qaramithah).
Melihat cara-cara apa yang ditulis pada kitab Darmogandul
dan Gatoloco kita mendapat kesan bahwa ada hubungan yang erat antara
Bathiniyyah Isma’iliyyah dengan Qaramithah dengan klenik atau kebatinan di
tanah Jawa. Dan hubungan ini lebih rapat lagi setelah penjajahan Belanda mulai
masuk.
Barang yang tidak mustahil kalau orang-orang Bathiniyyah itu
datang ke Indonesia Khusus tanah Jawa untuk menghapus ajaran Pangeran
Diponegoro yang memperkuat Islam dengan Sorban, Al-Qur’an, dan jubah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar