Agama
primitif nenek moyang sudah sangat menyatu dengan masyarakat Indonesia bahkan
sebelum datangnya agama Shiwa dan Buddha. Kedua agama tersebut seakan-akan
berperang tanding. Setelah Islam masuk, Gomo
Jowo (Agama Jawa / Kejawen) masih menjadi kepercayaan yang kuat bagi
orang-orang jawa. Karena itu, timbullah sinkritisme antara Islam dan Kejawen.
Menurut
Prof. K. K. Berg, timbul suatu gerakan “mengumpulkan jadi satu” segala ajaran
yang bertentangan sehingga timbul ajaran yang baru, bersifat jawa, yang tidak
lagi Buddha karena dia mengaku adanya Tuhan; tidak lagi Hindu karena tidak
mengakui Krishna, Shiwa, dan Wishnu; dan tidak lagi Islam karena tidak
menerapkan Tauhid sejati. Tetapi, harus diakui bahwa ajaran tersebut banyak
menggunakan kaidah-kaidah Islam.
Ada 3 kitab
yang sangat berkontribusi dalam ajaran Kejawen. Kitab tersebut berisi
pemikiran-pemikiran tashawwuf yang sudah sangat melenceng dari Islam. Pemikiran
tersebut malah seperti menjatuhkan nilai Islam. 3 kitab itu adalah: 1. Darmo
Ghandul 2. Gatoloco 3. Hidayat Jati. Ketiga isi kitab tersebut akan diuraikan
di postingan selanjutnya,